Mengenal Mobil Listrik Yang Kian Beragam dan Makin Diminati – Jenis mobil listrik terus berubah berkembang memberikan ragam pilihan bagi calon pengguna. Saat ini dunia sudah semakin akrab dengan istilah jenis-jenis mobil listrik seperti BEV, HEV, PHEV dan FCEV. Cara ataupun prinsip kerja masing-masing jenis mobil listrik itu berbeda-beda. Artikel ini akan membahas secara singkat definisi atau pengertian, jenis-jenis, tipe, cara serta prinsip kerja mobil listrik yang beredar di Indonesia maupun dunia saat ini.
Mengenal Mobil Listrik
Pengertian atau definisi mobil listrik adalah kendaraan yang sepenuhnya atau sebagiannya digerakkan oleh motor menggunakan listrik di baterai. Baterainya dapat diisi ulang. Mobil listrik praktis pertama diproduksi tahun 1880-an. Mobil ini sangat populer di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Perkembangan serta inovasi mesin pembakaran internal (internal combustion engine–ICE) disusul produksi massal kendaraan bensin Lucky Neko yang lebih murah menyebabkan penurunan penggunaan mobil listrik.
Perkembangan teknologi sistem penyimpanan energi khususnya teknologi baterai, membuat penggunaan kendaraan listrik menjadi populer kembali belakangan ini.
Electro mobility (E-mobility) adalah istilah umum untuk pengembangan transportasi bertenaga listrik untuk beralih dari penggunaan bahan bakar fosil, dan untuk mengurangi emisi gas karbon. Keunggulan utama e-mobility ini adalah efisiensi yang sangat tinggi dengan emisi karbon rendah.
Electric Vehicle (EV) sangat mungkin menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan. EV sendiri merupakan kendaraan yang menggunakan aliran listrik 100% dengan menggunakan baterai elektrik yang perlu diisi ulang. Selain EV, ada kendaraan hybrid dan plug in hybrid juga.
Tingkat efisiensi kendaraan terlihat dari emisi CO2 yang dihasilkan. Tingkat efisiensi dari ketiga jenis E-mobility diatas ditunjukkan oleh perbandingan berikut:
Kendaraan Hybrid, menggunakan mesin konvensional yang tidak memiliki plug in charging pada mobilnya dan masih menggunakan bahan bakar petrol pada umumnya. Kendaraan hybrid turut menghasilkan listrik melalui passive charging pada mesin konvensional. Emisi karbon CO2 yang dihasilkan berkisar antara 70-80 gram/km.
Kendaraan Plug in hybrid, merupakan kombinasi antara mesin konvensional dengan small electric motor dan small high voltage battery. Artinya kendaraan ini masih bisa menggunakan bahan bakar petrol, namun juga menggunakan baterai elektrik. Emisi karbon CO2 yang dihasilkan berkisar antara 45-50 gram/km.
Perkembangan Hybrid dan EV tidak hanya sampai disitu, keduanya berkembang menjadi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Kendaraan dengan teknologi PHEV mendapatkan dua sumber tenaga yakni bahan bakar minyak dan listrik. Berbeda dengan hybrid, PHEV mendapatkan asupan daya battery melalui pengisian daya yang dihubungkan langsung ke sumber listrik seperti EV. Namun, teknologi ini juga masih menggunakan mesin konvensional. Pada situasi tertentu, kedua sumber tenaga tersebut dapat bekerja beriringan sehingga menghasilkan tenaga lebih besar.